17 October 2008

Jagadtri; ini yang kedua

Duduklah di hadapanku,
minumlah..
mau tambah gula?
boleh..
tidak..tidak
kau tak perlu menurutiku
aku terbiasa dengan kopi tanpa gula

Berceritalah,
biar kusimak dengan seksama
kulihat pancaran keletihan yang dalam,
kucari semangat jiwa yang tenggelam

sini,
biar kubantu..
jika telagamu tak lagi mampu
segarang elang,
biar aku..
biar kuceritakan tentang dunia di belakangmu,
biar kujabarkan kesemua itu

Duduklah dengan tenang di sisiku,
kuingin menciumi jemarimu,
kuingin mengusap rambutmu,
kuingin kau rebah di pangkuanku..
kuingin kau terlelap dalam dekapku.

Aku ingin kau bahagia, sungguh!
meski tanpa aku.

12 Okt 2008

7 comments:

Bambang Saswanda Harahap said...

mbak saya menemukan ketulusan ditulisan ini.. tapi mengapa berat sampai harus diakhiri "meski tanpa aku"?

goresan pena said...

begitulah semestinya teman,
itulah yang disebut resiko kehidupan...
jodoh, maut.. seperti tertera jelas di telapak tangan kita, bertemu, berpisah, setipis membran.
'meski tanpa aku'
begitulah semestinya, siapaun... suami dan anakku, sahabat dan semuanya,harus tetap bahagia meski tanpa aku.
itulah resiko kehidupan yang enggan diakui, teman..

Anonymous said...

Benar... begitulah semestinya. Biarkan dia bahagia, walau tanpa dirimu. Semoga engkaupun bahagia, walau tanpa dirinya. Semoga... semoga... semoga

budi maryono said...

Waduh, endingnya bikin merinding. Yah, semoga kau bahagia juga tanpa diriku. Lhoh? Hehehe...

goresan pena said...

*mozaik; yah...dia akan senantiasa bahagia tanpaku, tapi aku...kan senantiasa bersamanya....
dalam bentuk dan wujud yang lain...

bulan luka:heheheheh.... saya masih butuh bapak untuk banyak belajar kehidupan ini..

note; jagadtri..
manusia mengalami 3 jagad dalam hidupnya, yang pertama dalam kandungan ibunda, yang kedua adalah dunia fana tempat kita sekarang ini, yang terakhir adalah kehidupan setelahnya, yaitu akhirat.

perlu kepasrahan total untuk melepaskan siapapun ke jagad ketiga..bukankah begitu?

Arief Firhanusa said...

Ah, andai ini dibacakan di sebuah gazebo dengan petang yang hendak menjelang ...

goresan pena said...

suatu saat mas...ajak lah saya untuk membacakannya...:)