07 March 2009

Teka-teki narasi daun waru

Semilir angin pergi
Bersembunyi diantara pohon waru
Segurat kesah terpeta absurd di petak hati

Selembar daun waru terbawa menghampiri,
Bergolek riang satu persatu
Lantas jatuh, lembut menciumi bumi

kubaca satu persatu narasi
Yang bergaris-garis tinggal teka-teki
Kuraba kembali..

Merabai tiap konsonan yang dinyawai huruf vokal
Kutelusuri lagi,
Gurat-gurat selembar daun waru
Lalu kusanding ia diantara dua telapak tangan
Kucari,
Menjelajahi yang tertera..

Ya!
Di titik itu aku memulai
Kan kutarik garis panjang kehidupan

Lantas kututup kedua telapak tangan
Kukepal narasi untuk menyalinnya diselembar daun tadi
Membentuk keping hati, sendiri.

16 comments:

Miss G said...

Cantik! saya telusuri vokal dan konsonannya, merabaraba setiap rangkaian kata, mencoba membaca makna. lalu saya menyadari satu hal, satu kebenaran, bhw alangkah indahnya untuk membiarkannya seperti adanya, mendakinya dan mengikuti iramanya, membiarkan dia seperti dia, dan menyimpan maknanya di hati.

Anonymous said...

begitulah kiranya mbak..
terkadang kita bertanya-tanya tentang sesuatu yang tampak seperti misteri, padahal sesungguhnya tak perlu benar kita mencari tahu. membiarkan apa adanya dan menikmatinya saja, itu akan lebih indah..
seperti kotak pandora..
kadang, rasa penasaran..
rasa ingin tahu hanya sekedar ilusi yang dicipta pikiran kita sendiri.kita butuh pembanding..sahabat untuk bercermin..
(kayaknya sh begitu...hehe...paling tdk menurut saya.. kalo' menurut mbak G, piye?)

Miss G said...

menurut saya, ada hal2 yang memang perlu kita ketahui dan akan kita ketahui (pada waktunya), namun ada hal-hal yang tidak akan pernah kita ketahui (sampai kapanpun juga), ada lagi hal-hal yang kita kejar dan kita ketahui pada akhirnya namun ternyata jauh lebih baik bila kita tidak pernah tahu.

begitu banyak alasan mengapa daun waru itu memiliki garis2 seperti miliknya, begitu banyak tebak2an dan asumsi yang bisa kita bayangkan dan gambarkan di kepala kita sendiri. seperti yg selalu saya katakan kepada bpk. arief firhanusa kalau ia mencoba menebak2 puisi2 saya, you can only see what you want to see, karena ia suka kepada pedih, ia dapat menemukan pedih bahkan di puisi paling gembira sekalipun, sebab partikel2 itu dibawanya kemana pergi.

begitulah saya memandang puisi Hesra pagi ini dan saya takjub bhw puisi ini membuka mata saya ttg satu kebenaran, dalam penulisan sebuah puisi, apa yang ada di benak sang penyair adalah miliknya sendiri, puisi yang dilahirkannya dari kombinasi rasa dan logika, adalah sebuah lukisan yang akan jadi berbeda bagi masing2 pembacanya, sebab puisi adalah sesuatu yang sangat unik, ia adalah susunan kata2 bak kuas dan cat air (saya lebih suka lukisan cat air, hihi) sedangkan kanvas-nya adalah pikiran dari pembacanya, apa interpretasi kita thdp sebuah puisi sesungguhnya adalah gambaran imajiner kita ttg kita.

sebab itu, saya berhenti menilai, saya berhenti sok mengerti, saya berdiri di puncak kenikmatan karena menikmati dan menyadari bhw pemaknaannya adalah milik saya sendiri!

Hmm... jadi panjang kan? Hehehe..

Kabasaran Soultan said...

Biarkan sesuatu berjalan sesuai hukum semesta.
hari ini misteri besok atau lusa mungkin dia dah jadi history.
jangan kehilangan momentum ntuk menikmati proses.

Hez.. daku sungguh2 bingung menafsirnya.
he-he-he

www.katobengke.com said...

apa jawaban dari tek-teki yang engkau baca di daun waru...
kok aq susah sekali mendapatkan artinya....

budi maryono said...

Sudah lama aku tak ketemu daun waru, banyakkah di tempatmu? (ini tanya apa puisi ya?)....

Anonymous said...

hati hati mbak ada ular di sebalik daun

goresan pena said...

Pak Kabasaran: sepakat pak..! momentum untuk menikmati itu tak boleh terlewat begitu saja..

ah...begitu juga boleh kok Pak...pokoke..bebas...bebas tafsir...hehe...

Katobengke: yah...namanya aja teka-teki bang... bingung juga...nggak usah dijawab...nikmati aja tiap liuk guratnya...

Bulan Luka: banyak pak...di kartu remi...hehehheheheh...becanda...

Mas Totok: :( sebel aku... dibahas lagi....

Anonymous said...

Rasa ingin tau manusia, menjadi kunci pembuka ilmu pengetahuan. Jika kita tidak mempunyai rasa penasaran, maka kehidupan menjadi stagnant

goresan pena said...

sepakat mas erik...begitulah adanya... penasaran itu membuat kita berharap..dan harapan itu yang membuat kita hidup... ya kan???

Anonymous said...

[ . ]
akan kumulai dari sana
kurangkai menjadi garis panjang kehidupan

[ . ]
itulah tempat yang akan kusinggahi
itulah tempat yang menjadi tujuanku

[ . ]
apakah akhir itu sebuah
Titik!



11 Juni 2002

goresan pena said...

terima kasih...terimakasih, patjar_merah ku... terima kasih...

utk [.] mu....
terima kasih.

datanglah,
lebih sering.

Anonymous said...

^_^

Udara, patjar merah, hmmmm... :)

Membuat tertawa, terharu, menangis... dan bahagia

Terima kasih :)

goresan pena said...

anonymous yang baik...
jika dirimu memang patjar_merah itu, bantulah aku...
jawab ini:
"siapa yang kau cari?
lady of dream?
atau bayang dalam cerminan?"

terima kasih, untuk apa saja.

goresan pena said...

oya...satu lagi...
jawablah seperti yang pernah kau jawab dulu...terima kasih, untuk selalu menjadi sahabat...

KangDab said...

Wow!
Tapi angan ngaku cerdas kalo belum bisa jawab teka-teki di sini: Teka-teki
hehehe, peace :)