kau memvonisku!
seperti menyuarakan palu dengan keras
gendang telingaku pecah,
walau kuping-kuping lain tak mendengar.
hanya angan-anganku sendiri, katamu
begitukah?
sungguhkah memang bukan kamu
setelah sekian ini?
benarkah tidak lebih dari sekedar cermin,
untuk peran kita?
yakinkah hanya bayangku
yang kutunggu?
mungkin ada benarnya.
aku hanyut,
tersret ombak deras ke hilir
aku mengapung dnegan sisa udara yang hampa
aku tersengal-sengal menyelamatkan detak jantungku.
ah, hanya angan-anganku yah..
bukan!!
kau salah besar..
ini biji harapan.
aku menyemainya dengan sujud-sujudku
yang memang masih dapat terhitung,
aku menyiraminya dengan airmata dan doa,
aku merawatnya dengan nafas,
yang menggantung di tenggorokanku,
cintai aku dengan sederhana,
pintamu.
TIDAK!!
aku ingin mencintaimu seperti petani saja.
aku tidak tulus dalam pengharapan padamu,
tapi aku ikhlas saat menyayangimu..
dan akan sabar jika badai datang dan menghantam tubuhmu.
siap gagal panen
bahkan saat kau hanya malai,
dengan bulir-bulir hampa
siap kehilanganmu.
resiko, tegasku.
saat aku melangkah pada garis "terlalu"
yang kau batasi dulu.
18 september 2008
Jogjakarta
'dibalik awan hitam tersembunyi semburat wajahnya'
22 September 2008
when love, is kept and lock
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
3 comments:
aku ingin mencintaimu seperti petani saja.
Kalimat yang menarik mbak.
Seperti pak petani... punya harapan agar nantinya menghasilkan panen yang baik.
Setiap hari dijaganya tanaman itu dari segala hal yang menggangunya.
Dan setelah sekian lama...
Ia pun harus siap dengan segala resikonya...
siap gagal panen
bahkan saat kau hanya malai,
dengan bulir-bulir hampa
siap kehilanganmu.
Semoga tidak gagal panen ya mbak, Semoga mendapatkan yang terbaik,
Salam
Note :
Uraikan ya puisinya...
hm, makasih mas...sudah merespon tulisan ini...
hm, mau diuraikan gimana yah? boleh tau email nya? bagaimana kalo' saya jabarkan di email saja?
yang jelas, tulisan ini dapat inspirasi dari padi super toy...hahahaha...lucu yah...kebayang aja bagaimana kecewanya sebagai petani...
hm, mungkin, karena saya adalah ibu tani yang gagal...saya jadi tertarik dengan kehidupan petani.
jadi saya coba aja tulis, gimana perasaan petani itu, di sandingkan juga dengan kekecewaan lain, di sini saya gambarkan pasangan yang dikecewakan dengan pasangannya...
ada temuan lain ga mas?
salam.
email saya di kadalem@plasa.com
Ada hubungannya dengan tulisan sebelumnya? Sekarang, entah besok,,,?
Post a Comment