11 September 2008

Bulan Kembar

Bisakah kita berbicara sebentar?
tanpa ada kata terlontar.

Biar tatap yang coba jelaskan.
biar hati yang coba rangkumkan.


Bisakah kita sedikit berbagi waktu?
di saat senjakala tak begitu menegangkan..
dan saat bulan purnama singgah di buaian.

Bisakah kita memahami barang sedikit?
tanpa harus terburu-buru kereta berangkat di kala fajar..
tanpa harus berurusan dengan perut lapar.

Bisakah kita berbicara sebentar?
hanya mendengar suara hati yang berbisik tanpa peduli gendang telinga orang.

BISAKAH Tuhan mengembalikan wahyu? sinar yang terang tapi tidak menyilaukan.

(untuk 0505)
250807

5 comments:

Haris said...

Dalam tatapmu kulihat sejuta makna..
Dalam diammu kudengar sejuta kata..

Bambang Saswanda Harahap said...

mbak2 akhir ini mbak banyak nulis puisi romantis ya?
satu lagi mbak maksudnya kalimat terakhir?
saya takut membacanya..

Artika sari said...

salam kenal kembali...
saya memang menyukai beberapa dr
sapardi djoko damono seperti hujan bulan juni dan aku ingin,
juga beberapa dr milati syifa.
sepertinya km juga suka pram?
pernah baca 'nyanyi sunyi seorang bisu'? saya belum.

Multama Nazri said...

mbak kalau jumpa bicara sebentar jangan diam2 ya. karena ga ada yang tahu apa yang ada di dalam hati....yang bisa diukurkan yang keluar dari mulut....hehe...mbak berubah jadi romantis ya? emang begitu kata timur matahari...hehehe

goresan pena said...

*Erik; waduh...mas Erik puitis banget ternyata...

*Timur Matahari; romantis yah? aku ragu.
mungkin perlu di lihat tanggal pembuatan puisinya. tulisan ini pernah di posting sebelumnya, nah...sekarang di reposting lagi..

*Artika: puisi Sapardi memang magnet. apalagi yang aku ingin...banyaaaaaaaaaakkkk sekali yang mengaguminya. menurut seorang temanku, musik puisi aku ingin, biasa dinyanyikan di gerejanya.
nyanyi sunyi seorang bisu? sudah diterjemahkan dalam bahasa Portugal "Soliloquilo Mudo".
berbanggalah kita memiliki Pram, yang buku-bukunya banyak dikaji di murid-murid di Australia sana. ironis yah, mengingat di negeri kita sendiri, tidak pernah diajarkan. syukurlah sekarang sudah banyak anak muda yang tak ragu menjadi "Pramis".
salam.

*Multama: hehe, aku berubah jadi romantis yah...?moga aja suamiku jadi lebih senang...hahahaha...
hm, itulah hebatnya sebuah tulisan!!
hm, memang seringkali kita mengukur seseorang dari apa yang pernah diucapkannya.
tapi, bukankah sekarang ada ilmu yang pelajari mengenai karakteristik wajah, attitude, gerak mata dan lain2. yang menurutku, itu lebih terbaca dari sekedar kata-kata. ya ga?
---
setiap orang yang membaca, bebas memiliki persepsi yang berbeda atau malah mungkin bertolak belakang dari maksud penulis. menurutku, di situlah letak kedasyatannya. saat ada pemahaman2 baru yang muncul.

terima kasih teman-teman...