24 November 2008

"Titip Rindu buat bunda..."



model pic: meme
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Betullah jika memang benar demikian,
kata-kata hanya saduran dari udara yang beranjak mengering dalam hujan
dan barangkali tiada sesiapa bertemu nyawa padanya,
tiada merasa mendapati rindu darinya..
kata-kata ialah sejumput pasir yang perlahan jatuh dari genggaman,
dibawa sajak basah dedaunan..
ahh, barangkali huruf-huruf pun menjadi bisu..
airmata suri kelabu, mencuri waktu.

Maka benarlah jika demikian,
barangkali rerumputan menjerit diuntai hujan, menikam ragu pelan-pelan..
harapan menjadi ketidakpastian berkepanjangan,
menjaring keping nisbi di ceruk bilangan kesudahan.

Aku terhenyak dalam sadar.

maafkan.

12 comments:

Anonymous said...

hez, aku perlu bantuan buat mengartikannya. kubaca kontradiksi2 disitu. saat aku memakainya, kebanyakan biasanya, aku dalam situasi getir, apatis,...begitulah....
ah, semoga aku salah lagi kali ini, haha...
how are you today, sist ?

Anonymous said...

ya... saya maafkan...
*aku ga mudheng puisine mbak!.. tulung!

Bambang Saswanda Harahap said...

salam mbak...
begitu jauh berlari
tapi aku sadar ini menarik
mengapa begitu jauh antara pintu (judul) dengan isi
mungkinkah harus berlama-lama baru bisa dimengerti ya,, aku sudah baca 11 x berulang2...

Multama Nazri said...

ya...saya dah tiga kali baca belum tahu kemana arahnya mbak..atau saya yang ga nalar ya kalee..mohon petunjuk

Haris said...

Hesra... aku membacanya beberapa kali.. namun belum dapat menangkap arah informasinya.

Hemm ada salah apakah dengan bunda?

Anonymous said...

Itulah kenapa org bilang kadang kita melupakan arti kasih ibu itu nyaris unlimited...

budi maryono said...

Titipan rindumu (pada apa dan siapa pun) pasti sampai juga karena telah "terhenyak dalam sadar"...

Nyante Aza Lae said...

mba'..temenku ada yg jomblo niy..kenalin dunkk sang "meme" model?..hiks..

goresan pena said...

*mas goenoeng; uhhhmmmp... sayangnya, kali ini betul mas...
saya pun memakai kontradiksi untuk kegetiran itu..

*mas andy, mas erik, ba,bang. multama, pak budi, mas gus...

maaf jika tulisan ini membingungkan dan jauh dari kata dinikmati...

hm...mungkin hanya sesuatu yang tak bisa saya jabarkan dengan lugas.

"mungkin rindu melalui kata-kata dari huruf yang saya tulis, tak kan terbaca olehnya
mungkin juga dia tidak bisa merasa airmata disetiap saya mencoba menulis huruf demi hurufnya... entah...hanya rindu saja..."

*nyante aja lae...
hehe, iya...tar tak sampein...meme pasti seneng punya banyak temen...

Arief Firhanusa said...

Tapi saya lain, saya menikmati benar komposisi yang nisbi ini. Hesra mirip konduktor yang meliku dan menikungkan partitur secara mendadak, tapi tetap stabil pada jalurnya.

Hanya, barangkali, judulnya kurang pas.

Jujur, saya suka.

goresan pena said...

sedikit bocoran, untuk judul itu...hm...saya dipanggil "bunda" dengan teman2 di sekolah....

goresan pena said...

kemarin...saya nyaris kehilangan seorang sahabat mas..
"titip rindu buat bunda" hanya sebuah pesan singkat saja