hari ini,
aku menelan ludah
terpahit
sehari,
untuk beberapa
kekalahan
semua indera bekerja
betapa tidak adilnya!
betapa tidak bersahabatnya!!
kekalahan-kekalahan wanita-wanita ini
wanita-wanita yang tak lagi
punya pilihan hidup
di matanya,
kusaksikan pemberontakan
di matanya,
kurasakan kebimbangan
di sudut kecil matanya,
kutangkap kepasrahan
betapa tidak adilnya!
saat semua
tidak lagi untuk dirinya
saat segala ego
sudah dibungkam rapat-rapat
saat doa-doa
pun tak lagi hanya untuk dirinya
saat sujud demi sujud
tak lagi dilakukan untuk dirinya
saat kekalahan
sudah demikian berkuasa
ah,
betapa tidak adilnya!
tapi apa balasan
untuk semua yang dikorbankannya?
kemudian..
dunia memandangnya sebelah mata
mereka..
yang selalu didahulukan
bagi hidup wanita-wanita ini,
mulai menelantarkan
peduli pun tidak!
beruntunglah kalian,
wanita-wanita yang masih
memiliki pilihan..
ah, semoga ini yang terakhir
(walau tidak mungkin)
semoga saja,
aku tak bernasib sama
seperti wanita-wanita itu.
Jogja,
23 Mei 2008
aku menelan ludah
terpahit
sehari,
untuk beberapa
kekalahan
semua indera bekerja
betapa tidak adilnya!
betapa tidak bersahabatnya!!
kekalahan-kekalahan wanita-wanita ini
wanita-wanita yang tak lagi
punya pilihan hidup
di matanya,
kusaksikan pemberontakan
di matanya,
kurasakan kebimbangan
di sudut kecil matanya,
kutangkap kepasrahan
betapa tidak adilnya!
saat semua
tidak lagi untuk dirinya
saat segala ego
sudah dibungkam rapat-rapat
saat doa-doa
pun tak lagi hanya untuk dirinya
saat sujud demi sujud
tak lagi dilakukan untuk dirinya
saat kekalahan
sudah demikian berkuasa
ah,
betapa tidak adilnya!
tapi apa balasan
untuk semua yang dikorbankannya?
kemudian..
dunia memandangnya sebelah mata
mereka..
yang selalu didahulukan
bagi hidup wanita-wanita ini,
mulai menelantarkan
peduli pun tidak!
beruntunglah kalian,
wanita-wanita yang masih
memiliki pilihan..
ah, semoga ini yang terakhir
(walau tidak mungkin)
semoga saja,
aku tak bernasib sama
seperti wanita-wanita itu.
Jogja,
23 Mei 2008
0 comments:
Post a Comment