12 May 2008

Biji Harapan

aku mencoba kembali
membangun sebuah basis pertahanan,
menata ulang reruntuhan kepercayaan,
sebenarnya ini tidak perlu di dramatisir.
ini hanya sketsa
yang kadang timbul tenggelam di permukaan
jauh di balik alam sadar,
tertanam rapi biji-biji harapan
segenggam kebolehjadian
yang pantas dipertanyakan.
harapan itu bukan untuk sekarang,
tidak...
tapi untuk penggal waktu ke depan.
dimana nanti wajah-wajah hanya akan menjadi cerminan,
batas jajah di mana telapak kaki sempat menjamah bumi,
sampai dimana hembusan nafas
mampu menghalau gegap keinginan
ini bukan hanya untuk hari ini,
ini adalah tabungan masa depan
kemudian bersenyawa dengan sejuta kemungkinan.
ini hanya secuil upaya,
untuk menjamah Dia....
sebuah kepercayaan pada Tuhan,
yang naik turun di setiap keadaan

28 April 2'8

2 comments:

Lia Marpaung said...

aah dalam sekali makna yang tersirat dalam tulisanmu ini....dan tulisan ini spt mencoba "menyuarakan" apa yang kurasakan di dalam hati ini....yang diam, tapi senantiasa berusaha untuk menyampaikan apa yang ia rasa....

goresan pena said...

begitulah.. sebenarnya lebih banyak yang tidak bisa dituliskan dan diwakilkan dengan kata-kata, tapi hanya dapat dirasakan. bukankah begitu?