03 April 2009

..menanti mimpi..

Aku terseret jauh. Berputar dalam terowongan pekat yang tanpa cahaya. Berputar lagi dan lagi. Tersedot arus yang melemparku jauh ke batas rongga. Kutarik nafas dalam dan enggan menghembuskannya lagi.

Dalam diam dan ketidaksadaran yang sepenggal, sebuah pertanyaan menggelayut sempurna, tepat di bibir rasa, tanpa pernah terlontar menjadi kata-kata:

Inikah?? Inikah??? Inikah yang kucari? Inikah??

Bagaimana aku bisa membantahnya? Atau yang lebih tepat, bagaimana aku sanggup membantahnya?? Begitu…

Suara itu datang dan berbisik lekat. Seperti ia senantiasa menemaniku, seperti ia selalu bersamaku. Imaji membentuknya dalam sebalut mimpi. Ahhh… betapa senyum ini ada.. betapa senyum ini ada.. dalam tiada sekalipun.

Mimpi!

Manakala hati dan isi kepala susah bersahabat, maka kemudian aku membelai angan, memanjakan nya untuk masuk saja tanpa perlu pikir panjang. Aku ingin matahari lebih pengertian. Aku ingin ia undur diri segera, aku rindu malam.

Dan aku ingin tidur cepat malam ini.. besok malam juga.. lusa juga… dan nanti…
Aku ingin pertemuan, sebuah mimpi.

Hingga keberanian berani menapak. Hingga keberanian berani berpijak.

Dan Dzat ku yang agung… aku ingin pulang… ke tempat semestinya..

10 comments:

Kabasaran Soultan said...

Waduh Hez.... Nyaman. Mungkin itu yang dapat mewakili bagaimana syahdunya perasaan si aku yang telah ketemu AKU.

Anonymous said...

Sama ketika aku teriak..
'Aku benci malam!!..'
Berharap smoga ini jawabannya..

-its me-

DM said...

Walau pekat, kau telah memilih menghentikan kendaraanmu di sana. Tak bisa kau mundur, kecuali maju di jalan bebas hambatan.

Walau yang bisa kau lakukan hanya menanti malam, karena ada mimpi manis di sana, lakukan saja. Karena paling tidak: kau tetap merasa manusia.

Lebih dari itu: perempuan!

Rakha said...

Satu metafora lagi kah? He3x...is there any stories behind that? I'll ask U later...saat bertemu langsung aja kali ya..

Erik said...

Hemm tamsil apa lagi ini Hes?

goenoeng said...

mimpilah...
saat merasa, hanya itu yg bisa dimiliki saat ini.
aku rindu, malam...

:)

goresan pena said...

@ Pak Kabasaran: sebenarnya, yang jauh lebih nyaman, adalah tatkala berseteru dengan angan Pak... ada rasa yang gimanaaaaa... gitu...ibarat mendaki gunung, keindahannya bukan terletak di ppuncak, tapi di tengah jalan saat mendaki...hehehe...setuju nggak Pak? atau ada pendapat lain...share with me...:)

@ its me yang bukan saya...:P

waduh...kok malah benci malam? kalo' saya justru senantiasa merindukan malam...karena saya akan dimanjakan dengan mimpi...saya rindu, mimpi...

@ Mas DM
tepat!
tak membahntah. demikianlah..

kalo' lebih dari itu:laki-laki, bisa nggak? :)

@ Rakha
yukkkk....
kapan? atur ajah...

@ Mas Erik
Tamsil? maksudnya Edi Tamsil? hihi... becanda mas...
ahh mas, hanya sekedar tulisan kok...:)

@ Mas Koe:
:)
hanya itu yang bisa dimiliki saat ini..
hem..jika utk saat nanti...tetap terbuka kan suatu itu kemungkinan...:)

DM said...

@ Hesra:
Ya bisa saja, kalau memang hendak melakukan revolusi orientasi. Hehe.

Kabasaran Soultan said...

Maksudmu proses jauh lebih dahsyat nyamannya ketimbang result atau ujung dari suatu pencarian khan ?.
Sangat setuju Hez.
Apalagi kalau berseteru dengan angan ... itu seperti hidup dalam mimpi-mimpi indah dan kalau perlu saat itu waktu berhenti berdenyut sehingga tidak ada antiklimaksnya.
Lagi, lagi an lagi inilah unique-nya sang homo sapiens.
he-he-he

goresan pena said...

@DM : revolusi orientasi seksual maksudnya?
hemmm..let me think...
peluang kemungkinannya, ialah menjadi butch..aha!
tapi, sepertinya, enggak deh...hihi...

@ pak Kabasaran: yup! benar pak, demikianlah maksud saya...yeah, itulah uniknya manusia yang katanya ber-evolusi dari makhluk air...aha...apa kita ini keturunan dari mermaid yang kemudian ber'kaki? hem...jadi dapet ide utk posting lagi... :)