10 July 2008

Semangat..!




model pic; puput


semua orang yang merasa dirinya hidup pasti pernah mengalami hal ini. jatuh bangun dalam kehidupan. up n down dalam perasaan, bahagia dan kecewa dengan seseorang atau orang lain. begitupun aku. semuanya komplit untuk 2 minggu terakhir ini.
rencana. kita, hanya mampu berencana. Tuhan yang membukakan jalan dan kita yang kemudian melanjutkan usaha. berhasil dan tidak.. bukan di tangan Tuhan. tapi di tangan kita, saat kita terlena dengan keraguan, saat kita hanya berharap di balik ketakutan, kita tidak akan maju. ini yang kemudian aku fahami. benar sekali teman.. kita selalu butuh orang lain, kita selalu membutuhkan tangan-tangan lain yang terulur agar bisa membantu kita bangun kembali. kecil untuk sebagian orang, tapi bermanfaat besar untuk sebagian lainnya. inilah yang dikatakan Suzan "semangat mbak..!". aku membalas dengan senyuman yang datar.
"kok nggak seperti biasanya toh mbak? biasanya mbak yang selalu memberi semangat pada kami"
aku jadi teringat, hampir setiap bertemu mereka (Suzan dan Linda), aku selalu mengucapkan kata semangat. walaupun dagangan mereka sepi, walaupun ketika mereka harus berpanas-panas di tepi jalan, walaupun mereka harus mendengar dan menerima omelan dari pelanggan, walaupun mereka harus lembur karena banyak yang datang di saat mereka hendak tutup, walaupun mereka mendapat intimidasi dari pedagang lain. ini yang selalu aku ucapkan pada mereka
"gak papa. tak perlu benar itu kita risaukan. yang penting, dari kita harus semangat. karena jika kita semangat, apa saja yang kita lakukan akan maksimal dan kita akan ikhlas menjalaninya. dan kita sebaiknya mulai setiap pagi kita dan berkata pada diri sendiri 'semangat!' "
hampir setiap hari. sehari 3x bahkan.. setiap bertemu, selalu kusisipkan kata ini. "semangat mbak..!"
hingga datanglah hari itu. semangatku luntur karena masalah sepele. perubahan kebiasaan ternyata membawa dampak yang cukup besar padaku. terbiasa mengemukakan pendapat dengan lugas dan tegas, hingga suatu ketika aku dikondisikan sebagai pendengar, hanya sebatas pendengar.. membuat otak dan diriku tidak terima. tapi, untuk mengemukakan ini sangat sulit. akan datang beribu ancaman dengan dalil keharusan. ahhhkkk! kemudian, aku mulai bermain-main dengan pikiranku sendiri, aku mulai meracik rumus-rumus baru yang kupikir terbaik untukku. sebuah malam yang menyebabkan aku harus bergulat dengan pemikiran-pemikiranku sendiri. sehingga malam itu, aku seakan lupa oleh waktu. aku terlalu sibuk berputar-putar dalam labirin otakku, mencari kesimpulan jalan keluar. untuk terus bisa berlari, aku memerlukan trigger, yang juga bisa bersahabat dengan rasa kantukku. tentu saja yang paling aman adalah caffein. hingga bergelas-gelas, tanpa gula pula. hingga kemudian aku sempat terpejam selama satu jam. ah...harusnya aku tidak tertidur saja.
mungkin lebih baik jika dibiarkan bablas hingga pagi. tidur sebentar, membuatku rindu ingin tidur lagi. tapi, pagi sudah menuntut dengan berbagai aktifitas, sebuah keharusan yang tidak bisa ditunda, karena akan merugikan banyak orang. ahh, seperti domino. tentu saja pagi itu aku menjadi tidak bersemangat. kalaupun masih ada, pastilah sudah dihabisi dengan rasa kantuk.
aku bertemu suzan, dan berkatalah dia seperti itu. "kurang tidur saya, mbak.." jawabku.
"wah.. kalau mbak nggak semangat, kami juga jadi gak semangat! kan mbak sendiri yang bilang, pesimis itu penyakit menular!"
sekejap aku terkesiap.
banyak hal yang kemudian menjadi pemikiranku. semua seakan berlomba-lomba keluar dari kepalaku. pertama, alangkah bahagianya aku, mengenal dan mempunyai teman yang bisa mengingatkan aku, kemudian aku tambah menyadari, seberapa pun kecilnya aku, aku masih dibutuhkan mereka. sebuah keberadaan yang diakui. bukankah ini membahagiakan?
sekejap kemudian, semangatku terpompa. ini yang kemudian aku katakan pada diriku sendiri;
"hajar!! lakukan saja.. hasil belakangan. jangan berspekulasi dengan ketakutan"
buah nya teman, hari ini aku berhasil melalui itu semua. satu persatu kuselesaikan dengan sebuah keyakinan. itulah.. Tuhan selalu memberi jawaban di atas pertanyaan. siapa yang membuat pertanyaan? sebenarnya adalah diri kita sendiri.
subhanallah... maha suci engkau, ya Allah.... Sang Dzat.
dan terima kasih Suzan...

2 comments:

Jenny Oetomo said...

Modal awal untuk menyelesaikan tugas adalah niat dan semangat(spirit) yang tinggi, insya Allah akan diberi kemudahan, Salam

goresan pena said...

setuju pak...semoga, semua urusan kita di muka bumi ini bisa berjalan dengan lancar yah.... semangat!!!