18 April 2008

dari PaginaKosong

IZINKAN AKU MENULIS, BUNDA ... !
Banyak teralis yang tidak sanggup memenjarakanku.
Aku adalah anak panah yang melesat, bergayut dengan udara.
Disunting pelangi yang terjilat rintik hujan.
Aku adalah lucarsa yang beranjak perlahan dari dahan satu ke lainnya.
Berjingkat, bersahabat dengan savana.
Aku adalah gelombang yang beriak pada banyu yang kesepian.
Aku adalah hembusan yang melalui-mu, merasai-mu, sekejap... tanpa sempat kau sadar.
kemudian bergegas kembali.
Maka, tak sebuah pun penjara mampu meneralisku.
Penjara itu ialah rumpang-rumpang kosong milik para manusa.
Tak sanggup membingkai ku tepat pada kelopak pariginya.
Karna aku " adalah binatang jalang, dari kumpulannya yang terbuang ". uuppsss....sori....
Bpk. Chairil Anwar akan tersenyum dan sedikit menggodaku
( maaf, bukan itu maksudku. akan ku ulangi... )
Karna aku... adalah siluet yang menjaga lembayung agar tetap jingga.
Entah rahim siapa yang beruntung... melahirkanku.
Akankah kutemui, saat berpantulan dengan diri sendiri di hadapan parigi ?
Siapa Aku ??
Aku adalah DOSA dan BUDI yang dicipta si empunya.
Siapa Si Empunya ???
Siapa Dia ?!
Bisakah kusebut dia, Bunda ?!
1 Jan 2004
16.31
( Rasanya tidak cukup adil !!
tidak cukup mencipta janin hanya bermodal vagina> !! )

2 comments:

Arief Firhanusa said...

My God, intro ini menggetarkan:

" Banyak teralis yang tidak sanggup memenjarakanku.
Aku adalah anak panah yang melesat, bergayut dengan udara.
Disunting pelangi yang terjilat rintik hujan.
Aku adalah lucarsa yang beranjak perlahan dari dahan satu ke lainnya."

goresan pena said...

hm...terima kasih mas...
walau saya tak mengerti, kenapa justru kalimat itu yang menggetarkan?