08 April 2008

Untuk Mamah dan sesuatu yang berlabel 'ketulusan'

Mungkin semua akan melalui titik rintang yang tak sanggup dibayangkan. Tapi, apalah arti hidup ini tanpa mu..apalah makna hidup ini tanpa doa-doamu. Apalah kesanggupan yang mampu menuntunku?

Semua suaramu mengalir seperti udara, pada tiap kata yang penuh dengan doa. Pada tiap titikan air mata yang selama ini kau sembunyikan. Apa arti hidup ini tanpa kasih sayangmu. Apa arti kebesaran ini tanpa kebahagiaanmu.. apalah kekuatan yang dapat membangunkanku?
Jalan panjang tiada pernah berkesudahan. Kau lalui hanya dengan sebuah percakapan. Percakapan dengan Tuhan. Sujudmu, yang tak lain untuk aku. Seakan hidupmu tidak lagi untuk dirimu. Apa yang sanggup aku berikan Bu? Tidak ada… selain kata maaf dari ketidakmampuan.

Di sudut kecil hatimu yang terluka, kau tetap tegar menantang dunia. Kau yakinkan bahwa hidup lebih indah dari sekedar kematian. Kau benamkan harapan-harapan pada kantung matamu yang perlahan menyiratkan kelelahan. Kau tidak pernah merasakannya. Kau tidak pernah lelah. Apa yang bisa aku bagi Bu? Menjadi pendengarmu pun aku tak sanggup.

Dan aku tatap engkau yang berjalan dari balik jendela. Hanya Tuhan yang sanggup membahagiakanmu, bukan siapa-siapa. Karena anakmu ini hanya bisa seperti ini. Diam-diam menangis, menyesali keangkuhan selama ini. Dan seumur hidup tetap menjadi bayi mu. Diam-diam ingin selalu mendekapmu, diam-diam ingin bercerita semua keluh kesah yang ada, walau itu tak jadi nyata.

Ibu.. hanya kasihmu…yang seperti udara. Bukan siapa-siapa..

April, 070408
Jogjakarta

0 comments: