12 April 2009

untuk patjar merah ; udara

masih ingat perisai amanagappa yang aneh itu, patjar merah?

...
di balik bingkai tebal matanya, aku memang selalu merindukan mata itu. mata yang tidak pernah kutatap langsung. matanya yang terlihat lelah, tapi tidak sebenarnya.

kukatakan, karena dialah aku masih hidup! memang benar, begitulah kenyataannya.
dalam hidupku, ternyata yang kusadari, adalah kebutuhanku akan dia.

tahukah...
dengan ketidaksengajaannya, dia lah yang memperkenalkanku pada pram, pada choelo, pada upasara, pada dr.lecter, pada burung hong, pada pandora, pada tan malaka, pada kesederhanaan, pada kehidupan, pada persahabatan, pada sebuah bentuk yang mampu berubah, pada lady of dream kitaro, pada pacar merah, pada sapardi, hingga aku menemukan sebuah lagu ;hutan kelabu,dan banyak lagi...

dia yang mengenalkanku pada semua yang kuketahui sekarang ini.

semua yang kumiliki saat ini,
yang sekarang menjadi milikmu!

karena dialah aku masih hidup!
aku menantikan pertemuan kedua.

biar aku tulis dengan lugas, di sini;

aku ingin bertemu sekali lagi dengannya. aku ingin pertemuan yang kedua, setelah 7 tahun belum terjadi, setelah aku sempat membangun tiang harapan di 5 tahun lalu.

aku ingin melepaskan bingkai kaca tebal yang selalu menutupi matanya. aku ingin menembus jauh ke dalam matanya. aku ingin membacanya.. aku ingin kembali bersahabat dengannya.

tahu kenapa aku ingin bertemu dia?

hanya satu hal...aku ingin mengucapkan terima kasih.

aku ingin berterima kasih. dulu dia pernah berkata : "biar persahabatan yang ada mencari bentuknya sendiri"

dia juga pernah bercerita di lima tahun lalu...

mengenai perempuan pertama yang diturunkan ke bumi, menurut mitologi yunani. pandora.

..

lucu dan ironis... sesuatu yang sudah coba dijelaskannya padaku 5 tahun lalu, baru bisa kufahami sekarang. itulah ...

aku pun masih bertanya-tanya, mengapa harus ada jarak waktu diantara kami, mengapa harus ada perbedaan usia di antara kami, mengapa harus ada perbedaan pengalaman di antara kami.

aku tersengal mengejar kemampuannya, tapi, aku justru jungkir balik.

aku faham.

dialah semangatku! dia lah yang membuat ku hidup. dia hingga kini, selalu menjadi sahabat ku. selalu menjadi pendampingku. dengan caranya. dengan caranya, tak pernah berwujud benar-benar bersamaku. itulah dia; sahabatku, udaraku.

jadi, mengertikah kenapa aku ingin pertemuan kedua itu?
mengertikah kenapa aku ingin membuka bingkai kaca tebal penutup matanya?
mengertikah?

aku hanya ingin berterima kasih. itu saja!

dan dia ; perisai amanagappa

------

pertemuan kedua..

bukan hanya sekedar aku ingin bertemu dia.
tapi aku ingin bertemu diriku sendiri, sama seperti suryomentaram..

yang pergi menjelajahi kehidupan, demi untuk menemukan dirinya sendiri.
menemukan dirinya sendiri.

mudah untuk sebagian orang, sulit untuk sebagian lainnya. aku yang terakhir.

aku ingin bersahabat dengan diriku. mencoba memahami diriku.

aku tengah berlari-lari kecil, tak ingin terlambat keluar. aku berlari di dalam labirin. jalan berputar, penuh jalan-jalan buntu menyesatkan.

beri waktu, untuk pertemuan kedua itu. saat aku bisa mengucapkan 'terima kasih' dan mungkin aku akan mendapati diriku sendiri. diriku yang kucari selama ini. dia pernah berkata; "aku hanya cermin wajahmu"

maka biarkan aku bertemu, mencarinya..untuk melihat pantulanku.

---

tulisan ini adalah penggalan dari tulisan yang pernah saya posting sebelumnya, Pandora:Pertemuan Kedua
http://soerjahrhezra.blogspot.com/2008/09/pandora-pertemuan-kedua.html

dan, terimakasih Wahyu... untuk apa saja :)
yang senantiasa membuat tertawa, terharu, menangis ... dan bahagia.
senantiasalah menjadi udara.

13 comments:

Kika said...

Panjaaaaaaaaaaaaaang dan laaaaaaaaaaaaaaaaaaammmaaaa....
Bikin keringatku orgasme dari kulitku ini Mbak, asyik...kayak lagi muter-muter nyari makanan kecil namun dapatnya makanan besar. hihihih...
Salam.

Kabasaran Soultan said...

Hmmmmmmmm .
Benar kata orang bahwa tak kan jauh buah jatuh dari batangnya.
Aku yakin tanpa mendengar secara verbal begitu besar rasa terima kasihmu pada sang guru, tentu tulisanmu ini telah melebihi apa yang gurumu harapkan.

Bukankah :
Kau temukan dirimu dalamnya
Tentusaja
Dia melihat dirinya didalammu.

begitukah ?.

dwina said...

kunjungan pertamaku di suguhi ungkapan hati yang dalem.. merindukan sosok yang pernah menemani hari-harimu. itu makna yang bisa ku tangkap. semoga nggak meleset. eits..

Salam kenal.. mampir ke blog ku yah... terima kasih

anakilang said...

aku pun masih bertanya-tanya, mengapa harus ada jarak waktu diantara kami, mengapa harus ada perbedaan usia di antara kami, mengapa harus ada perbedaan pengalaman di antara kami.

aku tersengal mengejar kemampuannya, tapi, aku justru jungkir balik.

Aq pun pernah merasakan perasaan yang seperti itu. Tapi seseorang pernah mengatakan kepadaqu bahwa. Jangan pernah bergantung pada orang lain, karena kebahagiaan kita yang mencari dan rasakan sendiri.

Sudah 7 tahun kah? Hhufff... aq saja yang balum 1 tahun sudah merasa lelah.

Arief Firhanusa said...

Capek membacanya. Butuh waktu benar-benar senggang untuk mengunyahnya. Tapi menyenangkan karena saya tak mengira di balik wajah Hesra yang setengah pemalu dan ayu, ia peselancar kata yang telaten merajut.

Rakha said...

Hmmm,pasti ada yg ngerasa tulisan ini ditujukan buat dia..he3x..Yg pasti bukan buat sy kan Jeng?

goresan pena said...

buat mas kika:
pokoknya, maafkan jika tulisan ini melelahkan untuk dibaca. akh.. apalagi versi yang kumplit yah..he..
:) saya hanya menulis dengan jujur..

@ Pak Kabasaran: wah, ide bagus itu pak, menyebutnya dengan sang guru..hihi..:p
hehe, tapi, apa dia melihat dirinya didalamku yah? ga tau..

kalau kata-'nya' sih, ..kita butuh teman, untuk bercermin..

@ dwinacute: wah, terima kasih sudah mampir kemari..:)
benar kok, enggak ada yang salah dalam menafsirkan seriap hurup yang saya tulis di sini. tafsir bebas pokoknya, kendati saya juga punya maksud yang mungkin berbeda..:)

okey, nanti saya main ke'rumah'mu..

@ anakilang: Dai..
7 tahun itu sebentar kok dai..baru aja semalam!hihi..

@ mas arief: maaf mas, belakangan tulisan saya bikin capek yah..? hehe, asal jangan..'capek deee..' hehe..
tapi sek...
dibalik wajah hesra yang setengah pemalu dan ayu? huehehehe... setengahnya lagi apa dong?
hem, kirain saya termasuk peselancar kabut juga..huehehehe...:p

@ Uda Chandra: he..he..he..
ayollahhh...
sudah tertulis jelas, judul tulisan ini untuk 'patjar merah' itu.huehehe...

Miss G said...

Wow, Hesra, ini adalah tulisan yang sangat personal, yg akan saya tuliskan hanya di loh batu saya yang paling dalam. sungguh. saya titipkan jiwa saya ke dalam perjalanan kamu, karena saya melihat titik di batas ckarawala yang masih akan terus kamu jelang.

sekarang saya mengerti mengapa saya selalu saja ditarik ke sini. kita berdua sama2 musafir, bukan secara harafiah melakukan perjalanan fisik, namun selalu mencari makna-makna dalam simbol2 dan membentuk simbol2 dalam usaha untuk memaknai. Haha.. haiyah, kita ini serupa benang kusut dalam jiwa, yang secara asyik kita coba untuk uraikan satu demi satu helai. Sebenarnya, banyak yg sama dengan kita hanya saja mereka punya cara lain untuk menguraikannya, sementara kita punya satu kemampuan khusus, yaitu menguraikannya dalam baris2 kata, merangkainya menjadi kalimat2 dan kita menari disetiap paragraf dengan tarian milik kita sendiri.

orang2 yg sulit menyelaraskan langkah akan selalu kelelahan. yg pasti Hes, kamu "penari" yang luarbiasa, dengan magma jiwa yang begitu luas dan terus2 bergolak. jangan biarkan magma itu padam. kata2 seorang blogger, stay hungry, stay foolish, itu sangat saya sukai. biarlah kita tetap lapar mencari dan tetap merasa bodoh sehingga terus ingin menggapai.

saya tahu bhw, kamu akan menemukan dirimu dan ketika itu terjadi, maka itu baru permulaan langkah yg lebih menarik lagi. Yeps! (^_^)

goenoeng said...

sepertinya kamu telah menemukan keasyikan dengan 'kutukan' kotak pandora yang kau buka, Hez. membuatmu menemukan titian2 dan jalan setapak baru yang sebelumnya tertutup. asal kau juga menyiapkan perisai amanagappa-mu, genggam kuat2, saat kamu ingin menyusuri jalan itu satupersatu. itu akan sangat melelahkan, walau disisi lain itu menyenangkan.

hmmm... begitulah... :)

Nyante Aza Lae said...

harus dq akui
waktu skolah ada plajaran sastra
nilai dq slalu njebluk mbak
tp dibalik kedunguanku
dq tetap sahabatmu???

goresan pena said...

@ Mbak G: pokoknya, mbak.. apapun yang saya tulis di sini, inilah saya. jika telah sampai waktu nya, disaat saya tak lagi mampu bergerak dan menulis, maka...
ini akan menjadu puzzle yang siapa saja yang berminat boleh membongkar pasang..:)

@mas Goe: apa iya mas, aku udah buka kotak itu?
gimana mau dibuka, wong kotaknya udah hancur kok.. lah, bukannya mas goe yang membantu menghancurkannya? hueeeheeh... eh, itu kotak pandora bukan yah? eh, salah..kotak p3k kali..
(hhh, garing, blass!)

@ Mas kurnia: tetep pokokny! :)

Anonymous said...

"Biarlah persahabatan ini menemukan bentuknya sendiri"

Bentuk itu adalah proses
Bentuk itu bukan wujud

Hmmmmm, ada sebuah kelegaan membaca goresan-goresanmu dalam diam. Terima kasih juga ya Surya...

Seberapa penting pertemuan kedua itu buat Surya?


Regards,

Wahyu

goresan pena said...

"seberapa penting pertemuan kedua itu buat Surya?"

Hmmmmm, apakah pertemuan kedua itu tak lagi penting buat Wahyu?