17 June 2008

sebutir nasi

ini hanya tentang sebutir nasi
sebutir yang terkadang
atau mungkin seringkali kita abaikan.

sekali lagi, ini hanya tentang sebutir nasi.
bukan kisah Dewi Sri

aku tidak mengenalnya
setauku..
dia hanya seorang berwujud wanita cantik
dengan kaki terangkats alah satu
dewi padi atau siapapun dia,
aku belum sempat berkenalan.

pernah menyisakan butir-butir nasi
dalam sepiring makanan kita?
pernah.
atau bahkan seringkali.
akupun demikian.

hingga malam tadi..
sesuatu itu seperti terbersit tiba-tiba

begini,
idealnya kita makan 3x sehari
seandainya kita menyisakan satu butir saja..
berarti,
sehari kita membuang 3 butir nasi
kalau seminggu..
kita membuang 21 butir nasi
lantas 90 butir dalam sebulan
dan 1.080 butir setahunnya

bagaimana jika selama kita hidup,
kita membuang sebutir nasi
setiap menyantap makanan?
10 tahun, 10.800
20 tahun, 21.600
30 tahun, 32.400 butir
bisa dibayangkan bukan, teman?
tapi, angka-angka itu tidak sesederhana yang dapat kita hitung
teman, tahukah..
tiap butir nasi, berasal dari satu gabah
dan setiap satu gabah, berasal dari satu butir padi
sedangkan,
dari satu butir padi itu
bisa menghasilkan sebuah tanaman padi
dengan setiap malai yang tangkainya
menghasilkan setidaknya 117 hingga 190 butir gabah.

teman..
seandainya saja sebutir nasi itu
tidak tersisa di piring kita
mungkin butir gabah itu tetap berpeluang menjadi bakal padi
sehingga dapat berkecambah dan tumbuh
seandainya sebutir nasi itu tidak tersisa di piring kita..
bukan tidak mungkin,
nasi yang sebelumnya beras,
beras yang sebelumnya gabah,
dan gabah yang sebelumnya padi itu
bisa menghasilkan padi-padi lain
sehingga tidak lagi ada kekurangan beras..
tidak lagi ada kelaparan,
tidak lagi,
ada yang mengolah ulang nasi sisa
ah, teman..
seandainya kita lebih bijaksana..
seandainya kita lebih mengetahui
seberapa besar kebutuhan kita..
tidak perlu ada yang terbuang,
tidak perlu ada yang menjadi sia-sia..
walau hanya sebutir nasi.

15 June '08
Jogja

3 comments:

Lia Marpaung said...

I've been blaming my self on this matter too...but still we need to remind people to be wise and valued on what this nature has given us !

ayo terus...suarakan kabar ini....:)

goresan pena said...

hm, terkadang kita terlalu sering meributkan hal yang besar2.. padahal, hal yang besar itu terjadi karena hal yang kecil dan terkadang kita anggap sepele...

semoga, kita bisa lebih mampu melihat hal2 yang kecil itu.

Haris said...

Seringkali kita mengabaikan hal-hal yang kecil, padahal yang kecil itu mempunyai potensi yang sangat besar.

Salam