24 June 2008

Cerita di Rumah..



ini cerita tentang mbak Ida. mbak nya Sachy...
suatu ketika, dia bercerita mengenai tunangannya yang tempramen dan ringan tangan.
tunangannya sudah berkali-kali mengajak menikah, tapi dia masih ragu. masih kecil katanya. dia berusia 19 sekarang.
beberapa kali diskusi kecil terjalin antara aku dan dia. beberapa pandangan kuberikan. tentu pandangan menurut kacamataku dan kacamata orang lain mengenai hubungan pertunangan mereka yang menurutku sudah tidak sehat.
ah, teman... bagaimana bisa dibilang sehat, kalau masih tunangan saja sudah main gampar dan tendang. bagaimana kalau berumah tangga... tentu sudah masuk dalam KDRT.
tapi, untuk memberi pandangan pada seseorang dengan latar belakang pendidikan hanya tamatan SMP, bukan hal yang cukup gampang. walau mbak ida ini, kunilai cukup pintar. setidak nya dari beberapa yang pernah "ikut" di rumah.
hingga kemudian, aku bertanya seperti ini
"apa yang mbak Ida banggakan dari tunangan mbak Ida? dan apa yang mbak Ida harapkan"
"saya pengen dia sayang saya Bu"
aku terdiam. rasanya tidak etis kalau aku langsung menjudge "apa bentuk sayang boleh ditunjukkan dengan kekerasan?" ah... bukan begitu. aku mencari kata2 yang lebih baik lagi. jadi aku terdiam sejenak.
"saya yakin dia sayang mbak Ida. hanya caranya saja yang tidak seperti orang kebanyakan. masalahnya, apa mbak Ida juga sayang dengan diri mbak Ida sendiri? apa mbak Ida rela dengan perlakuannya yang seperti itu? jika cemburu lantas menggampar? saya yakin, siapapun yang mengetahui ini, pasti tidak rela. apalagi orang tua mbak Ida"

air matanya menggenang.

oh, tidak. bukan maksudku menyakiti perasaan nya.
akhirnya dia berkata:
"mungkin cinta bu..."

aku menghela nafas. kata2 ini demikian berat bagiku. karena, seseorang yang dimabuk cinta, sulit untuk disadarkan. harus dirinya sendiri lah yang terjaga.

kejadian itu dua bulan lalu. kemudian beberapa minggu lalu. dia kelihatan lebih pemurung dari biasanya.
dia pun menjadi lebih sensitif. lebih banyak berdiam diri di kamar. candaan yang biasanya ada, jadi menghilang entah kemana. syukurlah, si kecil sachy yang suka menggoda kami.
kemudian, satu malam dia berbicara padaku
"bu, saya bulan ini nggak pulang. bulan agustus aja. tunangan saya mau pulang"
saat itu, tunangannya sedang mondok, memperdalam bahasa Arab di kediri
"ya gapapa. tapi, orangtua mbak Ida ga kangen apa?"
"gak kok bu. uda biasa"
"hm, mbak Ida masih bimbang dan bingung dengan hubungannya yah...?"
dia mengangguk
"coba sholat istikharah mbak.."
"iya Bu, semua sekarang sudah saya pasrahkan pada Allah"
"akhirnya memang hanya itu yang bisa kita lakukan mbak.. dan kita harus siap, dengan apapun yang terjadi. kalau akhirnya nanti membawa berita atau rencana baik, bersyukurlah. tapi, kalaupun tidak dan yternyata sesuatu yang menyakitkan yang terjadi, bersyukur juga, telah ditunjukkan lebih awal"

suatu hari kemudian (lagi)..
aku kaget dengan tagihan telpon yang melonjak tiba-tiba. padahal aku dan suami sudah tidak lagi menggunakan telepon rumah. tarif telpon GSM dan CDMA yang turun gila2an, membuat kami menyingkirkan penggunaan telepon rumah. tidak ada orang lain. pastilah mbak ida yang menggunakannya.ya, gak mungkin sachy lah... wong dia masih 2 tahun.
saat ditanya, seperti kebanyakan "rewang", dia tidak mengaku. ada rasa kecewa saat aku dibohongi, dengan kebohongan yang bodoh. padahal tagihan itu kan bisa di print out. tapi sudahlah... aku tahu anak ini sedang punya masalah. dan dia masih remaja. masa dimana dia harus berjuang menemukan identitas dirinya sendiri.
berkali-kali aku tekankan keterbukaan.hingga tanpa aku desak pun akhirnya dia mengakui sendiri.

kemudian, datanglah telepon dari kampungnya. meminta dia pulang dengan segera.
tentu saja aku tidak mengijinkan. kalau mendadak. tentu agendaku bisa berantakan. tapi kemudian, 3 hari kemudian, suami ku mengantarnya pulang.hari sabtu dia berangkat, senin siang sudah kembali.
kulihat dia lebih putih, pucat maksudku. kemudian dia bercerita...
"bu, saya pulang malah makin pusing..."
aku mendengarkan ketika dia bercerita
"bu... kemarin waktu bapak saya nelpon katanya ada berita penting, ternyata tentang saya. saat itu orangtua saya baru dapat kabar, kalau ternyata rusdi (tunangannya) sudah menikah. adik saya yang ngasi tau, saya langsung pingsan bu... sore saya baru sadar. selama di rumah sana saya gak bisa makan. maunya ngamuk-ngamuk dan nangis terus... jadi, saya kesini aja. daripada di sana. terlalu banyak kenangan. dan saya nanti tidak kuat. di sini kan ada sachy, yang suka bikin ketawa"

dalam hatiku..." ya Allah... mbak Ida......."

apa yah teman,
di satu sisi, aku kesal dan tidak rela dia diperlakukan seperti itu. bagaimanapun, dia telah menjadi bagian dari hidup kami. dan dia kami sayangi, seperti keluarga kami sendiri. seketika itu juga, kesalahan2 yang dia buat seperti lenyap tiba2 hilang entah kemana. bukankah sebuah keluarga senantiasa demikian? punya pengertian2 yang tak diduga... kesal, benci, senang, marah dan maaf senantiasa datang dan pergi.....
ah, teman, entahlah yang jelas inilah yang terbaik. seperti kepasrahannya. inilah jalan yang ditunjukkan Allah. mungkin inilah memang yang sebaik-baiknya pilihan yang harus dijalani. dan bukankah aku pun dulu sempat menyarankan padanya untuk memikirkan ulang hubungan pertunangannya yang tidak sehat. setelah ending yang demikian, haruskah aku mengamini? ah, entahlah....
yang jelas, inilah yang terbaik. tapi, kesimpulan ini akan kusimpan dalam hati saja, tidak kusampaikan pada Mbak Ida. aku yakin, dia juga sudah mengetahui perihal ini. tidak perlu aku tambahkan penekanan2 yang justru akan melukainya.

beberapa hari berlalu. dia masih tampak murung. sering kali menangis dan terisak2.

tapi, beberapa hari ini, aku melihat senyum dan keceriaannya. ah, terima kasih Allah... betapa senang dan bahagianya merasakan keceriaan dan senyum nya itu.
kemudian dia berkata begini tadi pagi.

"bu, sachy tuh, kalau saya nangis... pasti godain saya, sampe' saya malu sendiri kalo' nangis..."

ah, mbak Ida... Sachy, saya dan papa sachy sangat sayang mbak Ida. mbak ida harus tahu itu.

2 comments:

sahabat said...

kangenyaaaa dengan sachy...

sachy apa kabar ya??
mudah mudahan sehat-sehat selalu yaa
amiiiin!
salam buat sachy ya

goresan pena said...

kangen dengan sachy apa dengan ibunya? hahhahaha... becanda...

alhamdulillah, sachy baik dan sehat. sekarang tambah pinter bercerita (haha, ini surya banget yah..)

oya, sachy juga udah bisa menceritakan gambar2 di buku yang adit buat. anyway.. kapan bikin buku anak lagi..?