26 June 2009

Fall Again, Mike..

Aku membawa diriku, tanpa airmata. Berjalan tanpa hendak menatap ke depan, di mana kaca-kaca pergi dengan lambat tetapi cepat.

...

Langkahku, Tuhan..
seperti terseret pasir dihalauan ombak.
Langkahku, Sayang..
seperti tertanam, terpasak.
Adakah yang lebih membahagiakan dari hari ini?
Adakah yang lebih menyedihkan dari hari ini?
Adakah pengharapan yang melebihi hari ini?
Adakah kesudahan setelah hari ini?

Aku berjalan lagi..
Membujuk tungkaiku untuk menurut saja hari ini,
Aku ingin pulang,
Mendekap bantal, membaui tubuhmu pagi ini..
Memutar berkali-kali for all time, mendengar bisikanmu sepanjang hari..
Membaca jejak rekam, menyusun puzzle demi puzzle sinyal dan waktu..

Aku berjalan sembari menutup telinga


...

feels like the fire that burns in my heart
every single moment that we spend apart
i need you around for everyday to start
i haven't left you alone

something about you, starin' in your eyes
and everything i'm looking for I seem to find
all this time away is killing me inside
i need your love in my life

i wanna spend time till it ends
i wanna fall with you again
like we did when we first met
i wanna fall with you again

we fought in a battle, nobody won
now we face a mountain to be overcome
you can't run away, the past is said and done
i need us to carry on

i wanna spend time till it ends
i wanna fall with you again
like we did when we first met
i wanna fall with you again

you'll try everything
you'll never thought would work before
when you live, when you love, and you give them your all
you can always give up some more

Baby nothing means anything
unless you're here to share with me
i can breathe, i can bleed, i can die in my sleep
cause you're always there in my dreams

i wanna spend time till it ends
i wanna fall with you again
like we did when we first met
i wanna fall with you again

Michael Jackson, Fall Again
(29 Agustus 1958 - 25 Juni 2009)

19 June 2009

"lantas, Bapak?"

sejurus!
tanpa mata kita mampu bercakap-cakap
dalam pening kalimat terjengap

...

berpenggal silam kulihat Mamak-Mamak memanggul dengan kepala
"mana Bapak?"
berpenggal silam, kutanya pada Bapak, mana Mamak?
lantas ia jawab, "ke ladang, mana lagi?"
"lantas Bapak?"
linting kelobotnya kembali berasap

berpenggal silam,
aku di bawah jendela rumah panggung, di sisi kandang ayam
menyisiri bundar-bundar kecil yang belakangan kutau itu pil KB
tiap malam Mak'Njang membuangnya
berpenggal silam,
kudengar bisik-bisik dari sepasang telinga bengal
"bosan, tiap hari minum pil terus. muka bengkak, datang bulan acak. kalau tidak, beranak.. susah jadi ibu-ibu!!"
dalam hati, "lantas Bapak?"

berpenggal silam,
aku mengantar lima kilo beras jatah kepegawaian Bapak
untuk ditukar lembar rupiah, menyambung hidup sehari-hari
lantas, begitu kami mulai kenaikan kelas,
aku berdiri di loket antrean, mengantar Ibu menggadai kalungnya
"beginilah jadi Ibu, perhiasan hanya bisa dikenakan kala lebaran. sisanya? akh.."
"lantas, Bapak?"
Jawabannya adalam gamitan tangan Ibu yang cukup keras.

...

aku perempuan yang hanya menatap perempuan
kiranya apalagi yang dijejalkan padamu, perempuan?

-----

(* Mak'Njang: berasal dari 2 kata, Mamak (Ibu) dan Panjang (bisa lebih tua, bisa juga karena tinggi badan), di Pontianak, mejadi sebutan untuk Bibi bagi Melayu setempat)

(* Linting Kelobot: rokok yang terbuat dari kulit jagung)

17 June 2009

Ideologi Nasi

I

Selalu saja ibu berteriak di atas piringku dulu
“habiskan, menangis dia kau buang-buang”
Selalu saja ayah bersitegang di atas piringku
“syukuri! Jangan kau sambil.. aku lelah bekerja menafkahi”

Perut kita perut nasi
Seribu isi tanpa nasi, sama saja tak berisi

Atau hidup kita adalah ideologi nasi?
Kesejahteraan diukur dengan seberapa banyak pemakan nasi
Ukuran pembangunan pun terpetakan berdasar padi

Aih.. negeri ini memang negeri padi!
Makanan terhormat ya hanya nasi.


II

Aku bertanya dalam sepiring nasi yang kutatap lebih lama siang ini
Lebih lama kuhabiskan menatap ketimbang menyantap.
Dalam selintas layar kaca kulayang sekejap..
Sebuah neolib berkumandang dalam jingle mie instant

Aha!
Kiranya mie instant sudah sama saja tak berbeda dengan calon presiden
Dari Sabang sampai Merauke, katanya

Huh!
Apa kabar nasionalisme?
Alamat nasi nak bergeser jadi mie!


III

Sebut padaku, bencana mana yang tidak menghadirkan mie instant?
Tunjuk padaku, siapa tak pernah makan mie instant?

Luar biasa betul neoliberalisme halus ini

Jangan mimpi bikin negara agraris,
Kalau yang diupayakan monokultur begini

Kita ini terjebak pada beras!
Pada ideologi nasi..
Lantas, kalau sudah kacau panen begini,
Apa nak kita makan?
Mie instant?

Aih..
Tak satupun petani negeri ini berolah gandum
Negeri ini penampung gandum nomer wahid sejagad dunia

Lantas, masihkah nasi menjadi pangan terhormat?
Embuh!!

(terngiang dengan jelas jingle neolib itu, dan hatiku miris, sok nasionalis)


Jogja, 17 Juni 2009

13 June 2009

Untuk *CMJ

entah apa yang bersemayam dalam benaknya tatkala ia mendengarkan kalimat yang senantiasa kuucapkan, "aku mencintaimu".
entah apa yang ia rasakan saat kukatakan berulang kali, "aku merindu".
lantas telaga itu kutatap berkali-kali. atau cukup sekali tetapi dalam antara yang panjang. dimana matanya mengerjap dalam fatamorganaku.

mempertanyakan ruang-ruang hatinya, sama saja dengan aku menggali minus 1,1 centimeter kedalaman hatiku. dimana aku akan membuat lubang di sana, lantas ku letakkan kapsul waktu untuk kubuka berbilang masa nanti. kututup sedemikian rupa dengan rahasia kekinian.

lantas yang kuyakini adalah aku demikian mencintainya, mengumpulkan puing demi puing harapan yang sebelumnya kuanggap tak lebih dari lelucon.

dan kini aku mulai hidup, bergelut lagi dalam harapan. puzzle itu sudah dimainkan. ada sebuah keyakinan yang hendak kuperjuangkan. Dzat tidak mengatur sebuah bentuk pertemuan dengan sia-sia.

dan kekasihku..
ketahuilah dan rasakan selalu:
aku mencintaimu, that's for all time..

---

once all alone
i was lost in the world of strangers
no one to trust.. on my own, i was lonely
you.. suddenly appeared,
it was cloudy before, but now it's all clear
you.. took away the fear, and you brought me back to the light!

you are the sun, you make me shine
or more like the stars, that twinkle at night
you are the moon, that glows in my heart
you're my daytime, my nighttime, my world.. you are my life

(Michael Jackson : You Are My Life)

07 June 2009

Pikir : Saya Hadir

Saya hadir,
Dalam sebuah jendela pikir
Di kala serawut asap tak lagi hendak menyingkir
Saya memutuskan untuk segera meminggir

“Saya hadir,”
Begitu bisik saya lembut pada udara tersampir

Saya hadir,
Meski jauh dari rumah,
Meski jauh dari sauh,
Meski nun dari rengkuh

Tapi saya sudah hadir,
Dalam dimensi pikir
Dimana kesempurnaan begitu nyinyir,
Enggan tuk sekedar mampir

Dan takdir?
Akhh, masih saya pikir!