14 May 2009

SangSi

panggil aku si, atau sang
atau tanpa sama sekali!

aku bukan percik mangir pengilap intan
bukan pula intan terikat logam

panggil aku si, atau sang
atau jangan sama sekali!

aku bukan pedati
bukan pula para isi

panggil aku si, atau sang!
tak beda,

karena aku tak sua berjarak
tak pula hendak di kasta-kasta

aku rerata,
maka:

panggil saja aku si, atau sang
tanpa perlu merasa SangSi

8 comments:

Kabasaran Soultan said...

Aku adalah AKU
Yang bertahta
Di hati
Bersingasana
Di kepala
Kau panggil aku Sang
Boleh
Kau panggil aku Si
boleh
atawa
SangSI
pun boleh
Tahtaku di hati
Singgasanaku di kepala


Nice poem Hez
Egaliter

Lia Marpaung said...

hmmm, kenapa seperti terbaca ada nada kesal atau kemarahan dalam tulisan ini ya ? mudah2an aku salah ya....:)

Ahmad flamboyant said...

hemmmm.....menyentuh
bukan makna dari baitannya
tetapi kandungannya jika kita telaah

Arief Firhanusa said...

Kupanggil "Sang" aja ya, karena kamu Sang Mentari ...

Today's dialogue said...

Aku pilih si aja...
supaya selalu terjaga....

anakilang said...

tak perlu si atau sang... karena aku adalah aku....

DM said...

maka kupanggil kau: Ra.

bukan brahmana,
bukan juga satria,
apalagi sudra,

karena kau telah cukup atas kau.

Ra said...

@ DM: dalam kepercayaan Babylonia, yang masih bersifat gosentris, mereka percaya akan DM, atau Dewa Matahari. Dewa Matahari sebagai Dewa tertinggi ini bernama Ra. Nama awalku, Surya, tak berbeda dengan matahari.
jadi, terima kasih menemukan panggilan terindah itu. hmm... Ra :)