14 November 2009

...merepih...

Sayang...
bangunan-bangunan bertingkat ini, kulihat serupa kecambah
semacam biji yang menggoyang-goyang muka bumi untuk menumbuhkannya
sebagaimana pohon-pohon kacang polong raksasa
jangan kau bangga, jika kelak dewasa...

duh, Sayang...
datang lagi ke ibukota, seperti menggulat angin saja...
dimana angin bergegas menderu, menggilas pepohonan yang menentang,
membangkang dalam kelam langit malam
kesiur suaranya, duh... terdengar perih
jangan terlalu sedih jika kau harus tetap tinggal di lubuk desa

dan kau tau anakku sayang...
benderang surya tetap ada, mengusir halus kabut subuh,
tapi tetap tak bisa menembusi dinding kamar kita
kau menguning di balik ranjang dan aku harus menelanjangimu setiap hari,
membakarmu dengan matahari pagi
dan itu bukn di sini!
di rumah sakit-rumah sakit yang mengandalkan infra merah ketimbang matahari

mereka boleh bicara tentang hebatnya Jakarta!
terserah...
tapi Ibu pasrah,
manakala kecambah-kecambah itu terus saja beretiolasi,
manakala udara menampung lebih banyak sianida,
manakala matahari harus terganti sinar merah...

terserah saja,
tapi kau anakku...
boleh-boleh aku berharap padamu,
jangan sekali-kali kau bangga dengan perubahan semu,
merepihlah...

Pontianak, 14 Nop 2009
11.23 PM

17 comments:

yans'dalamjeda' said...

merepihlah...
jangan sekali-kali kau bangga dengan perubahan semu. Kata ini tiba-tiba menggugah gairahku.

M Fathra Nazrul I said...

betul Bung Yans, aku juga berfikir sajak beraroma prosa ini (mudah2an ga salah-red) menyentil kegairahan padaku.
hesra; inframerah belum kan mampu menandingi matahari, kurasa!

salam hangat dari Riau
ruli muncak

koelit ketjil said...

hhhmmm....

Djoko Wahjuadi said...

...hijau chlorophile telah berubah menjadi abu-abu portland-cement...itu semua karena kesombongan insani, yg merasa bisa menjadi 'lebih baik' dg 'memperbaiki' ciptaan-NYA...aahhhh

anakilang said...

Siapa suruh datang jakarta ya bun?

Kika said...

Menepilah..

Fi said...

kunjungan balik nih,,

anakilang said...

merepih alam..

multama said...

terimakasih tuhan engkau masih izinkan aku tuk mengintip karya mbak aku ini....maaf mbak jarang OL..aku di sudut dunia sekarang...

Dwi Wahyudi said...

Itulah kejamnya ibukota, meninggalkan kesan yang menyedihkan jika kita tidak membawa bekal apa-apa kesana.

Unknown said...

mantap....

xitalho said...

Semoga tumbuh menjadi sosok pribadi yang tegar dan "membumi" di tanah sendiri.

bang yosef said...

kunjung dan follow balik kawan.....trima kasih...

arcaban said...

puitis sekaliiii... ibu kota kadang lbh kejam dari ibu tiri kalo kamu blm siap berkelana di hutan rimba kota besar

Unknown said...

isinya bagus memberikan makna yang dalam...

http://reviyanto.blogspot.com

holil_pro said...

sejarah benderamu

Sandeep Prajapati said...

Reading this article is gave me many things to think about. You have some quality information here that any reader would enjoy. I got useful information this article.Thanks for this Information..That is why I will wait for your kindly new information Share Market Tips Stock Market Tips