20 July 2009

pada yang terbatas

Doaku mungkin terbatas,
Hanya berakhir pada keping-keping kancing bajumu
Tetapi aku ingin merintis yang tak seberapa itu
Aku ingin merapalnya..
Setiap pagi kala kau hendak berangkat
Dan pulang saat kau hendak melepas penat

Doaku mungkin terbatas,
Hanya berhenti pada keping kancing terakhir bajumu
Tetapi aku ingin mengulanginya, lagi.. lagi..
Aku ingin menggumamkannya..
Agar kau senantiasa tahu
Di sana ada pinta dan harap

Maka berdoalah aku sepanjang yang terbatas itu,
Kemudian mematutmu, kita: di hadap cermin.

2 comments:

Ivan Kavalera said...

I like your phoem. Sweet....

Kabasaran Soultan said...

Aku dan kamu
adalah kita
Sang pengembara
di bumi semata
ya..
bumi yang hanya semata
Dalam kondisi yang sama
tak berdaya
adakah kekuatan yang melebihi dahsyatnya sebuah doa ?.
Sebuah harapan ?.

nice poem