16 July 2009

Buat Ning

“kau tidak akan pernah mengerti ini, Ning.. kau tidak akan pernah mengerti”
“bagaimana aku bisa mengerti jika kau tak pernah mengatakan”
“apa yang perlu kukatakan?”
“katakan seluruhnya, sepenuhnya”
“akh, kata-kata tak penting Ning, bahkan aku sudah tak punya lagi bahasa, untuk rasa”
“apapun itu!”

Begitulah Ning.. begitulah obrolan kita yang tak pernah tuntas. Begitulah percakapan kita yang selalu terkatung. Begitulah, bincang kita yang selalu mengapung.

Katakan, Ning..
Katakan apa yang harus aku lakukan dalam waktu dekat.. katakan, apa yang bisa kuperbuat? Katakan.. bagaimana menghadapi malam ini? Katakan, Ning..

Sudah tidak merah lagi, pernah kau tulis itu dulu. Tapi apa itu?



Permukaan air di danau ini masih sejuk. Sama seperti berpenggal silam kita celupkan kaki-kaki kita. Dimana kita duduk berjejer rupa, mengadap riak-riak yang tak lagi sempurna memantulkan kita.

Permukaan air di danau ini masih saja hijau. Ganggang di dalamnya menjalar memenuhi dasar dan berenang menggapai permukaan. Pantulan mentari membias warna perak emas yang luar biasa. Mata kita tidak terpedaya.

Ning, itu senja terakhir kebersamaan kita. Kau ingat Ning.. burung-burung dara terbang demikian rendah. Kadang mereka berjalan mendekati kita, tetapi terburu-buru pergi begitu kita bereaksi sedikit saja.

Kau masih ingat Ning, kala kau rebah dipangkuanku dan kau bersungut-sungut kesal kau begitu membenci anak kecil. Bagimu mereka seperti monster bertopeng wajah polos, yang seringkali melukai hati. Entahlah, Ning.. aku tidak mengerti. Sementara aku sangat menyenangi anak kecil. Gemar menggenggam jemari mereka yang mungil, senang mendengar celoteh mereka yang sederhana, aku suka itu.
“menikah saja, kalau begitu..,” itu ucapmu kesal.

Akh, Ning.. bukan begitu.. bukan begitu, Sayang..

Lihat Ning, kerikil ini akan kulempar. Akan kubuktika lemparanku lebih jauh dari lemparanmu kala itu. lihat Ning!

Dan kerikilku melesat jauh, hilang dibalik warna hijau danau. Yang tersisa hanya bunyi ‘plung’.

Ning, nelangsa.. kau mengerti arti kata nelangsa? Sudah.. tak perlu kau mengerti. Rasa, yah.. ini hanya masalah rasa, yang kusara. Seperti itulah saat ini.



Pelaminan ini masih akan bertahan beberapa hari. Wangi melati dan semerbak kuntum-kuntum mawar masih akan terus menghiasi. Senyum masih lagi harus kutabur dalam perih luka hati, hingga sore ini. Dan nanti malam Ning, kau tahu.. tangisku akan pecah. Kau tahu itu Ning..

Kau memang patut marah padaku, kau memang patut kesal, kau patut membenciku. Aku mengkhianatimu, Ning..

Aku yang salah Ning, aku.. tapi kumohon jangan hukum aku. Aku ingin kau tahu, betapa tak berdayanya aku, Ning.. dan kau semestinya tahu aku akan sangat tersiksa dengan pilihan hidup ini. Aku memilih untuk berdusta seumur hidup, Ning. Kau tahu bagaimana rasanya berpura-pura sepanjang hayat? Kau tahu rasanya menjadi seorang munafik? Kau tahu Ning?

Ning..
Katakan, bagaimana menghadapi malam ini?


Perempuanmu, yang akan selamanya mencintai perempuan.

Ayumi.

5 comments:

dwina said...

sugeng ndalu mbak Hesra....

mbak jujur nih yah meski diriku jarang dateng tapi kalo ngebaca tulisan mbak Hesra rasanya gimanaaa.. gitu. penulisannya bagus. diriku ampe berfikir apa ini kisah nyata atau imagine.
seperti kali ini. kalo ini kisah nyata hmm betapa tersiksanya tokoh dalam cerita ini. harus berdusta sepanjang hayat.

Kabasaran Soultan said...

Hmmmmmmmmm ...dahsyat.
Lagi , lagi dan lagi kawan
Engkau berhasil menyihirku
lewat cara bertuturmu yang renyah
Duhai wanita tidak kah kalian tahu bahwa lelaki juga punya cerita....
hanya saja kehilangan kata-kata ntuk gambarkan rasa.
ha-ha-ha

anakilang said...

Hhhmm...kali ini cerita nya mudah di cerna, dan langsung mengerti maksud yang terkandung di dalamnya.
Setiap orang mempunyai cerita, rasa dan asa.
Dan berpura-pura sepanjang hayat?merupakan sebuah dilema yang sangat besar...

Ahmad flamboyant said...

indah banget kata2mu,...
pelakunya perempuan ma perempuan ya???wah lesbian donk..
hehehe

Rakha said...

Hmm,tersiksa sepanjang hayat? Perempuan yg mencintai perempuan? Jangan2 cuma untuk mengaburkan saja..he.he..