25 July 2009

Buat Bapak (mumpung kita masih hidup)

Pak..
Haruskah hidup ini terus menerus mencari diri?
Haruskah aku lahir dan hidup terjejali dengan sesak pembuktian yang tiada akan tuntas?
Haruskah aku menyirami benih dendam berkat nilai-nilaimu padaku?
Haruskah aku senantiasa ketakutan dan enggan hanya karena amarahmu?

Pak..
Tahukah kau?
Mungkin engkau satu-satunya, yang begitu aku banggakan sekaligus aku sayangkan!
Tahukah kau?
Engkau pemicuku sekaligus engkau detonator yang meledakkanku
Tahukah kau?
Aku lelah.. aku lelah!

Pak..
Aku ingin kau peluk saja, seperti ku kanak-kanak
Aku benci menjadi dewasa
Dan harus merasakan panasnya tamparanmu
Kuatnya hajaranmu, aku lelah..

Pak..
Aku ingin kau nyanyikan timang-timang saja,
Biar aku terpejam, terlelap dalam kanakku yang tak sua beranjak
Aku enggan jadi dewasa,
Aku takut kau mengecamnya

Pak..
Kini, setelah kau tak lagi menghajarku..
Kumohon..
Tutup saja mulutmu,
Sstt...
Jangan bersuara,
Kata-katamu lebih menyakitkan,
Telingaku mungkin sanggup mendengar,
Tapi hatiku, Pak..
Otakku, Pak..
Perasaanku, Pak...

Cukup. Cukup!

8 comments:

Kabasaran Soultan said...
This comment has been removed by the author.
Kabasaran Soultan said...

Ada apa denganmu nak ?.
Mana lembut lunak suaramu
Mana sejuk teduh tatap matamu
Sesaatpun tak hilang kasihku padamu
he-he-he ....
Segitu dahsyatkah magma yang meledak-ledak didadamu ?.

Abrar Solikhin said...

Asstaghfirullrah... Inikah Seorang penulis?
Ngucap-ngucap.. ingat, hati-hati dengan kata-kata...
Boleh, bebas berkarya sastra apapun itu. bok ya tetap pake norma2 agama tetap dijaga.

Tapi ga boleh menghujat orangtua. Walaupun sejahat apa tinggkahlaku ortu kita. Dosa besar Anak,adalah durhaka pada ortu, termasuk 10 besar yang tidak diampuni oleh Allah SWT.(kecuali bertobat)
Dan akan dapat menjadi selama ditunda/tidak dikabulkan doanya oleh Allah SWT. Dan mempengaruhi pemikiran kita semua..

Inikah dunia penulis. Ataukah dunia penulis ga ada yang boleh saling menasehat-menasehati demi akan dikatakan melanggar sebuah karya seni?!

Ligx said...

weits.
bapak memang terkadang kejam
tapi kekejamannya melambangkan kelembutan
bapak memang terkadang kasar
tapi terkadang kekasarannya menunjukan kedewasaan
bapak membuat kita lebih banyak berpikir dan berpikir

n_n

bapak tidak selamanya jahat
selalu ada doa disetiap nafas bapak kepada anaknya,percayalah..

koelit ketjil said...

selamat sist! liat respon comment yg ada...

damn so strong writing style!
sulitnya manusia yg tidak bisa jujur dg apa kata hati, biar saja.

entah apa jadinys ketika mereka memakan "sesuatu" yg keluar dari bokong tetap bukan telur.. apakah mereka tetap bilang "makan telur" ???
ketimbang harus bilang makan tahi!

hanya utk apa? merubah rasa tahi menjadi rasa telur?????

surya hr hesra said...

@ Pak Kabasaran: terima kasih Pak, Sayang.. saya tak sempat membaca komentar pertama yang dihapus..:)
saya hanya berusaha jujur.. dan ini keluar dari suara paling rendah nyaris tak berbunyi yang hanya berani bergaung di dalam hati. hm, tidak mutlak yang saya tulis ini adalah cermin saya, tetapi.. betul jika ini buah dari refleksi.
tetapi, apapun itu.. terima kasih..:)

@ Abrar Solikhin : wah.. kunjungan pertama :) welcome
terima kasih telah berkomentar..
saya bukan penulis, jauh dari itu.. saya hanya menuliskan apa yang hendak saya tulis :)
semua berhak menerima atau mengabaikan.. terima kasih untuk doanya.. segala kebaikan untuk kita semua, amin..:)

salam

@ Ligx's own:
begini, sahabatku..
aku tetap percaya semua manusia di muka bumi ini baik, selama dia tidak sakit.. haha..(becanda..)
betul, maksudku.. semua manusia yang dicipta Tuhan itu baik. peroslan yang kutulis di sini, bukan pada posisi seseorang, tetapi lebih kepada cara memposisikan diri. CARA inilah yang kemudian bisa kita lihat pada banyak kasus seringkali menimbulkan traumatik, dll. pernahkah mendengar terbaik menurut atau bagi seseorang belum tentu baik menurut yang lain. nah, point nya di situ..
salam, terima kasih banyak..:)

@ KK : tosh dulu donk..!! fiuhhh.... finally berkomentar juga dirimu yah? hahhaha...:p
(kau memanggilku sist, apa aku harus memanggilmu Bro? hahahha...)

hmm, itukah yang tertangkap dengan dirimu, teman? hihihi...

seperti yang rasanya sudah cukup sering kukatakan dalam komentar balasan di tulisan-tulisan sebelum. inilah hebatnya bahasa tulisan. ketika seseorang menulis, dan tulisannya dibaca orang selain dirinya sendiri, maka tulisan itu mutlak milik pembaca. seperti apapun penafsiran yang ada, bukan lagi otoritatif penulis. aku percaya itu. dengan kata lain, inilah kaya-nya sebuah tulisan. terlepas dari tulisan itu bagus, jelek, atau sangat jelek. bermutu, kacangan atau tak layak baca. berguna atau menjadi racun saja. aku rasa, semua tergantung mainset dari pembaca itu sendiri. memang betul ada tulisan yang menggerakkan pembacanya, akupun banyak menemukan.
kurasa adalah, bagaimana seseorang menyikapi sebuah tulisan, terkadang (yang kutemui) adalah mereka yang berbenturan dan melakukan refeksi diri atas tulisan itu. aku tidak menuduh, tetapi dalam banyak kesempatan, seringkali tulisan sekocak apapun, jika suasana hati sang pembaca sedang sedih, gulana, maka yang tertangkap adalah kesedihan belaka. begitulah..

dan aih...
hari gini memang sulit teman, untuk bisa jujur dengan diri sendiri. dan paradoks-mu... bikin aku terpingkal.. sungguh!

koelit ketjil said...

hahahaaha.. tak pernah ada kewajiban utk sebut 'bro' ..sebut 'sist' pun tak masalah kq.. karena aku bisa 'berubah' jauh lebih cantik dari dirimu,
(jika tak percaya tanya Sulis, Dudy n the ganks Badran ato tamsis deh..ooops..bobor deh!)

teman, kau telah berbicara dari hati, bukan dari bokong toh? jadi pantas saja kau terpingkal2..hehehe

jadi apa rasanya berubah mejadi telur? wekekekekk

tetap kutunggu proses kreatifmu meski jarang bertulis-ria. tenang saja, diantara blogger yg kukenal,duniamu cukup sering kukunjungi

koelit ketjil said...

ohhhh!!! aku baru menangkap maksud dari suasana hati pembaca yg sedang sedih gulana itu (setelah kubaca ulang tulisanmu, apakah ini tentang sebuah huruf...??)
...
hhhm..
aku cuma tersenyum aja deh (terserah dipersepsikan apa)
:-)